Tips Mencari Manajer Untuk Band Kamu

Salah satu kunci kesuksesan kamu dan band kamu adalah bahwa kalian memiliki kemampuan manajemen yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar manajer. Manajer itu bisa berasal dari band kamu sendiri, bisa jadi teman atau bahkan, jika cukup beruntung mendapatkan manajer band profesional yang sudah punya nama dan koneksi yang banyak di industri musik.
Bagaimana mencari seorang manajer? Ada beberapa kunci untuk mendapatkan manajer yang tepat untuk band kamu:
1. Pertanyaan yang tepat
Jika kamu mengambil keputusan untuk memilih salah satu anggota band atau kamu sendiri yang menjadi manajer, sebaiknya kamu mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya pekerjaan seorang manajer band. Untuk itu kamu harus menyusun beberapa pertanyaan. Misalnya, apa yang harus dilakukan saat persiapan manggung, siapa yang mengantar proposal (atau sales kit) dan melakukan teknikal meeting dengan panitia, siapa yang mem-booking studio latihan dan lain sebagainya.
Jika salah satu anggota band kamu bisa melakukan itu semua, maka sebelum memiliki cukup uang untuk membayar manajer, maka sebaiknya kalian memilih salah satu anggota band menjadi manajer. Biarkan dia yang memilih tim, siapa mengerjakan apa. Mau tidak mau harus ada hirarki. Sebaiknya yang menjadi manajer adalah yang mau mendengar dan didengar oleh anggota band yang lain.
2. Kompensasi
Memiliki seorang manajer dengan kata lain pengelola, mau tidak mau kamu harus mengorbankan sedikit penghasilan kamu untuk kompensasi atas jerih payah manajer band kamu.
Biasanya dasar kompensasi manajer band adalah persentasi dari penghasilan band itu sendiri. Misalnya, kompensasi manajer ditentukan 20% dari penghasilan kotor band, maka, jika band mendapat bayaran Rp 1.000.000,-, maka manajer akan mendapatkan kompensasi Rp 200.000,-.
Jumlah kompensasi ini beragam. Kebanyakan persentasi tersebut adalah kompensasi bersih dari manajer, tidak termasuk biaya latihan, rekaman, ongkos pemain band, gaji teknisi dan biaya operasional lainnya.
3. Bentrok Kepentingan
Salah satu resiko mengangkat manajer dari anggota band adalah bentrok kepentingan. Seringkali manajer yang juga pemain band mencampur baurkan masalah artistik dan bisnis.
Contoh: band diundang untuk manggung di acara komunitas. Panitia penyelenggara tidak menyediakan bayaran apapun. Sebagai pemain band, seringkali berpikir bahwa manggung di komunitas itu yang terpenting, jadi, berapapun bayarannya, pemain band akan setuju untuk mengambil panggung itu. Sementara itu, untuk mempersiapkan sebuah show/panggung, band itu perlu latihan, perlu membeli senar gitar dan stik drum. Seorang manajer band akan berpikir seperti itu, sehingga seringkali sebuah band yang sudah memiliki manajer, ‘jatah’ panggung di komunitas akan berkurang, karena manajer tersebut juga bertugas memilih mana panggung yang menjadi prioritas, sehubungan dengan kelangsungan hidup band itu sendiri. Jika terlalu sering tidak dibayar, maka citra dari band kamu sendiri akan turun. Karena, lama-lama akan terkesan bahwa untuk mendatangkan band kamu, panitia tidak perlu keluar uang. Tidak perlu berusaha untuk mendatangkan band kamu ke panggungnya.
4. Kontrak Manajemen
Sebaiknya band dan manajer mempunyai dasar kontrak. Memang banyak yang tidak memakai kontrak atau surat perjanjian yang mengatur hubungan kedua pihak, tetapi akan lebih baik jika ada.
Mengapa? Karena, kontrak itu dibuat untuk menghadapi hubungan yang sulit, bukan saat hubungan keduanya berjalan dengan baik.
Sebagai contoh: setelah merilis album perdananya, sebuah band mendapatkan orderan panggung seminggu 2 kali kadang lebih. Keadaan ini berlangsung selama 1 tahun setelah rilis album. Setelah itu, tawaran panggung menjadi sepi. Saat banyak tawaran, rasanya hubungan band dan manajer sangat baik. Manajer merasa band kamu berprestasi, sehingga layak ia perjuangkan, dilain pihak, band kamu merasa manajer ini berprestasi karena bisa mendapatkan tawaran panggung yang banyak. Ketika tawaran sepi, biasanya akan muncul keadaan saling menyalahkan. Padahal, jika diatur di kontrak, misalnya kewajiban manajer adalah melakukan segala upaya profesional agar band tidak sepi panggung, maka, setidaknya band dapat menagih ‘janji’ yang sudah dituangkan dalam kontrak, sehingga, tidak sempat terjadi ‘sepi panggung’.
Suka artikel ini ?

Tentang Kami

Admin Blog