Supernova Lebih dari Matang


Dewan juri regional dibuat pusing oleh penampilan-penampilan para finalis A Mild Live Wanted 2009 regional Jawa bagian Barat. Butuh waktu yang cukup panjang untuk akhirnya bisa menyimpulkan kalau Supernova asal Purwokerto sebagai juara pertama, Orenz juara kedua dan Jessy and The Music Factory sebagai juara ketiga, dan Payungi berhasil merebut perhatian music maniacs sehingga mendapatkan jatah juara favorit. Pertimbangan demi pertimbangan dari aksi panggung para finalis tak lupuk satu titik pun di mata dewan juri agar puas dengan keputusannya malam ini, Minggu (26/04).

"Orenz itu dari segi musik dan band secara utuh sudah bisa dikatakan matang," kata Capung di sela-sela perdebatan antara Noey (Java Jive), Anton Wahyudi (Motion Radio), dan Bhita Harwanti (I-Radio). Yang lain pun setuju dengan pendapat Capung, tapi tetap saja masih ada langit di atas langit. "Memang Orenz itu matang, tapi Supernova sudah sangat matang, lebih dari matang," Noey berpendapat.

Penampilan Supernova malam itu bisa dibilang jauh dari kata mengecewakan. Musik yang agak nge-rock justru mampu menciptakan atmosfer baru di antara finalis yang sibuk menonjolkan sisi ke-pop-an mereka. "Ini (musik rock) yang bikin mereka berbeda. Kalau pilihan kita bukan mereka berarti kita nggak cari sesuatu yang berbeda," lanjut Noey, yang diikuti anggukan setuju dari Not, sapaan untuk Anton. Noey dan Anton adalah dua juri yang cukup ngotot memilih Supernova karena karakter vokal yang memang unik ditambah musik yang bagi mereka sangat prima disatukan dengan karakter vokal yang dimiliki.

Supernova sendiri sangat tidak bisa memprediksi kalau mereka bakalan tembus ke grand final, karena memang nothing to lose dalam mengikuti A Mild Live Wanted. "Kita udah selama tiga tahun ikut ajang ini, yah kalau emang kalah kita sudah pernah ngerasainnya, nah ini jadi juara pertama. Benar-benar nggak kebayang," kata Angga sang vokalis. Saking kagetnya, sampai-sampai mereka tidak kepikiran untuk menggunakan secara bijak hadiah yang mereka terima.

Terlepas dari keterkejutan itu, Angga juga bisa mengakui kalau musik yang mereka sebut sebagai pop alternative-nya itu punya ciri khas tersendiri. "Musik kita ini adalah penggabungan dari beberapa idealisme dan juga influens tiap personil yang berbeda-beda. Hasilnya seperti ini, dan katanya juga karakter vokal saya punya sangat cocok dengan musik yang kita bawakan," lanjutnya.

Komitmennya di dunia musik mereka coba tunjukan lewat eksistensinya di ajang pencarian band berbakat di tanah air ini. Tidak ada kata menyerah, dan tetap keras kepala dengan musik yang mereka usung. Tidak ada perubahan yang begitu signifikan bila ditilik lewat musik yang dibawakan, hanya beberapa bagian saja yang katanya diberikan sentuhan lain demi memolesnya menjadi lebih bersahabat di telinga masyarakat. Itu namanya proses belajar, dan proses ini jelas menuju ke arah yang lebih baik. (ip)
Suka artikel ini ?

Tentang Kami

Admin Blog